Edisi 1
Jam tanganku telah menunjukkan pukul tujuh kurang lima
belas menit. Dan aku masih sibuk mengerjakan tugas sekolahku. “Kak kita mau
berangkat ke sekolah jam berapa?” adikku berseru dari luar kamarku. Berisik
sekali dia, memecah konsentrasi ku saja. Tak tau apa dia kalau aku semalam ketiduran karena
lelah yang berujung pada tak mengerjakan tugas-tugasku yang sudah sangat
menumpuk. Hari ini juga kelasku akan melaksanakan ulangan biologi, belum laagi
jika ada ulangan ulangan mendadak lainnya. Tak ku jawab pertanyaan adikku itu.
Aku tetap melanjutkan mengerjakan tugas-tugasku, tugas TIK(Teknologi Informasi
dan Komputer)ku yang tak kunjung selasai karena laptop ku yang baru saja
diperbaiki. Ku lirik jam tangan ku, jam tujuh kurang sepuluh, aku pun segera
merapikan laptop ku dank u masukkan ke dalam tasku. Untung tadi malam aku masih
sempat menyiapkan buku pelajaran untuk hari ini. Aku pun meraih telfon genggam
ku yang sedari tadi ku silent. Dua
belas chat dan lima panggilan tak
terjawab, dari kak Dimas. Ahh sang ketua OSIS, aku pun mengintip pesan darinya,
dia menyuruh ku untuk segera ke sekolah, untuk membuat surat peminjaman aula.
Aku pun segera keluar kamar dan mencari bunda untuk
pamit berangkat ke sekolah dan aku menemukannya di dapur dengan segelas susu di
tangannya “Bunda tau kau tidak akan sempat untuk sarapan. Tapi bunda harap kamu
mau meminum segelas susu ini,” ucapnya sembari menyodorkan segelas susu padaku.
Dengan senyum hangat ku raih segelas susu itu dari tangan bunda,
“Makasih ya bun, bunda emang paling tau apa yang aku
suka,” jawab ku sembari duduk di kursi terdekat dan meminum susu kesukaan ku
yang selalu bunda buatkan untukku setiap pagi hari sebelum aku sekolah dan
malam hari sebelum aku tidur. “Bun, adik-adik mana?” tanyaku pada bunda, aku
baru ingat kalau tadi adik ku mencari ku.
“Tenang saja, mereka tak akan berangkat ke sekolah
tanpa mu, mereka ada di halaman depan sedang menunggu mu, oiya tadi pesan dari
kak Zizah dan bang Zika, mereka berangkat ke sekolah lebih dulu, karena ada
urusan penting yang menunggu mereka di sekolah.” tutur bunda menjelaskan
padaku.
“Oke bun, siap! Aku berangkat sekolah dulu ya! Do’akan
ya bun, Assalamua’laikum..” ucapku pada bunda sambil mencium tangan nya.
“Waa’laikumussalam, hati-hati ya nak, jaga adik-adik
mu. Belajar yang rajin.”
Aku pun menemukan kedua adikku di halaman, dengan
segera aku mengajak mereka naik ke mobil, bang Bois supir keluarga kami sudah
siap berada di dalam mobil dengan seragam dinas nya yang khas dan rapi. Mobil
pun melaju dengan lembut dan lancer menuju sekolah kami.
Kenalkan, namaku Azeri Zika, anak ke tiga dari lima
bersaudara. Sekarang aku duduk di bangku kelas 1 SMA. Lebih tepat nya lagi aku
satu diantara tiga puluh anak kelas X MIA 1 di sekolah ku. Aku seorang anak
yang bisa dibilang aktif berorganisasi, di umur ku yang baru menginjak lima
belas tahun ini, dan baru saja mencicipi bangku sekolah menengah ke atas, aku
sudah menjabat sebagai sekretaris umum di organisasi intra sekolah (OSIS).
Bukan hal yang mudah memang, aku harus mulai menyeimbangi amanah jabatanku,
dengan amanahku sebagai seorang murid yang menjadi peserta olimpiade
se-provinsi (OSP) pada bidang matematika. Berat, apalagi banyak teman ku yang
tidak mau ambil pusing dengan mengambil amanah-amanah berat ini. Aku anak yang
sangat ramah pada siapa pun. Kakan kelas banyak yang mengenalku, ditambah lagi
aku seorang adik dari si ‘Ratu Biologi’ dan ‘Raja Kimia’. Izinkan aku mulai
mengenalkan dua orang itu dimulai dari si ‘Ratu Biologi’.
Seseorang yang memiliki nama asli Azizah Zika, yang
biasa disapa Zizah. Anak kelas dua belas, lebih tepat nya lagi XII MIA 1 yang
berhasil membawa nama almamater ke jenjang olimpiade se-nasional (OSN) pada
bidang biologi dua kali berturut-turut. Di tahun pertamanya, dia berhasil
mendapatkan mendali perak. Dan di tahun kedua nya dia berhasil menjadi salah
satu orang yang berderet menjadi peraih mendali emas. Tak diragukan dan
dipertanyakan lagi kan sekarang mengapa dia dikenal sebagai ‘Ratu Biologi’. Aku
mengenalnya dengan panggilan kak Zizah. Dan dia kakak pertama ku. Orang yang
dari umur enam belas tahun telah mendapatkan beasiswa fakultas teknik pangan
IPB (Institut Pertanian Bogor). Orang-orang sangat mengagumi nya, ditambah lagi
satu terakhir kemarin dia menjabat sebagai kepala departemen kerohanian islam.
Yang kedua ada si ‘Raja Kimia’, panggil saja dia Zika.
Azika Zaka. Seorang anak yang menjabat menjadi wakil ketua OSIS di sekolah ku. Seorang
anak yang duduk di bangku kelas XI MIA 1. Satu tahun terakhir dia berhasil
membawa nama almamater sekolah ku ke olimpiade se-nasional (OSN) pada bidang
kimia, dan berhasil mendpat mendali perunggu. Tahun ini dia berhasil kembali
menjadi peserta olimpiade se-provinsi (OSP) pada bidang kimia, dan dengan tekad
yang kuat, dia berjanji akan kembali membawa nama almamater sekolah ke
olimpiade se-nasional. Di umurnya yang belum genap tujuh belas tahun ini, dia
sudah mendapat bangku pada fakultas teknik sipil di Institut Teknologi Bandung
(ITB). Lelaki idaman para semua kaum hawa di sekolah memang. Disaat banyak
perempuan mengagumi dari kejauhan, aku disini menjadi salah satu perempuan yang
beruntung karena dapat memanggilnya dengan sebutan ‘Bang Zika’. Ya, dia, kakak
kedua ku. Dan kakak pertama laki-laki ku.Sekaligus atasan ku di organisasi
intra sekolah (OSIS).
Dan untuk yang terakhir, izinkan aku memperkenalkan
sepasang adik kembar ku. Aziad Zaka dan Azaid Zaka. Sepasang kembar yang duduk
di bangku kelas 3 SMP. Ziad seorang kapten basket dua tahun berturut-turut dan
Zaid sang kapten futsal yang juga menjabat dua tahun berturut-turut. Sayang
tahun ini mereka berdua harus mengikhlaskan jabatan mereka diberikan kepada
orang lain, karena mereka juga harus fokus terhadap ujian nasional mereka.
Sepasang adik kembarku ini bertekad akan serius pada bindang informatika, sama
seperti ku.
Aku Zeri, seorang adik dari si ‘Ratu Biologi’ dan si
‘Raja Kimia’. Sekaligus kakak dari sepasang kapten basket dan futsal. Dan
kalian harus menerima kenyataan nya, kalau aku pemegang banyak gelar, karena
kelebihan ku dalam bidang matematika, fisika, dan informatika. Selamat membaca
kisah ku. Tenang saja ini bukan kisah kaku. Tapi kisah dimana pada akhirnya
seorang Zeri menemukan hati yang selama ini dicarinya.
-Bersambung-